Sungai Betung, Pasca terjadinya kesalahan data penerima KPS,
kecamatan sungai betung satu pekañ yang lalu, timbul tanda tanya dimana
kesalahannya dan siapa yang salah dalam hal pendataan dan kebijakan mengenai siapa
yang menentukan siapa yang layak mendapat Kartu Perlindungan Sosial (KPS)
beberapa hari yang lalu sempat terjadi masalah
mengenai hal ini dikarenakañ tidak tepatnya sasaran penerimà kps. ada sebagian
masyarakat yang seharusnya layak mendapatkan KPS, namun yang justru mendapat KPS
adalah orang yang tergolong mampu.
bahkan
ini bisa
disebut kesalahan fatal, karna jelas, kalau kita lihat memang tidak
masuk akal orang
yang mempunyai roda dua, rumah layak huni, bahkan yang masih sehat
mendapatkan KPS, sedangkan orang yang cacàt dan lansia yang seharusnya
menerima KPS justru tidak mendapat KPS. beberapa warga Sungai Betung
sebut saja ibu Cuping
dan Bpk. Anes, mereka adalah penyandang cacat dan hidup sendiri,
selayaknya
mendapatkan KPS. ini kebalikannya, justru orang berada, dan perangkat
desa
malah mendapatkan KPS.
sempat terjadi keributan diruma pak kades beberapa
hari yang lalu dikarenakan banyak warga miskin yang tidak mendapatkan kps, dan
ada yang protes mengenai kesalahan data tersebut.
Kades Suka Maju menjelaskan bahwa, data yang diberikan
oleh desa itu sudah benar, "kita tidak tahu knapa bisa seperti ini. semua
data mengenai warga yang wajib menerima Jamkesmas, termasuk kp sudah kita
kasihkan ke BPS, kalau terjadi semrawut seperti ini kami juga bingung".
jelas pak Markas
menurut kades, ini kesalahan BPS dan Pemda. karena BPS
dan Pemda dalam hal ini TNP2K. tidak berkoordinasi kepada kades serta perangkat
desa mengenai penyeleksian dañ pendataan-berhak dan tidak berhaknya warga yang
menerima KPS.
"yang BPS ajukan banyak baik Jamkesmas maupun
mengenai KPS, dan saya rasa datanya juga sudah benar, namun setelah sampainya
data di Pemda, mungkin terjadi perubahan. Pemda manà sih yang tak mau cari muka
dipusat, tak mungkin pemda mengajukañ semuanya, takutnya semakin banyaknya data
orang miskin, maka ini ditakutkan menjadi tolok ukur pemerintah pusat untuk
berasumsi bahwa masyarakat kab. Bengkayang bukan semakin berkurang tingkat
kemiskinannya, justru makin bertambah. makanya jumlah data warga miskin harus
dikurangi.
celakànya lagi, mereka asal comot saja nama-nama warga,
sehingga yang seharusnya dapat KPS jadi tidak dapat, dan yang seharusnya tidak
dapat, malah dapat. seperti kasus Ibu Cuping dan Bpk Anes." ungkap Kades Suka Maju
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar lah jika anda berkenan, komentar lah yang baik, sopan, santun, No SARA, Kritik dan Saran sangat diharapkan. Terimakasih....