18/2/2014 Program bantuan pembangunan rumah kumuh oleh Negara sangat diapresiasi oleh masyarakat, khususnya di Kecamatan Sungai Betung. tapi setelah realisasi di lapangan, masyarakat justru dibuat galau karenanya. hal ini disebabkan oleh teknik penyaluran bantuan/pembagian material yang diatur oleh konsultan dikatakan masyarakat tidak merata. contoh yang terjadi adalah di Desa Suka Maju kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang, warga desa Suka Maju mendapatkan pembagian material yang tidak merata dan tidak lengkap. dan masyarakat dituntut harus segera mendirikan bangunan tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan. kegalauan masyarakat letaknya pada saat pendirian bangunan, karena mereka beranggapan bagaimana mendirikan bangunan kalau materialnya saja kurang lengkap.
salah seorang warga Pak Lipin menyebutkan kalau mereka bingung ingin membangun rumah mereka, karena material yang kurang dan tidak lengkap yang dibagikan. mereka bisa memahami jika material diberikan tidak merata, tapi mereka memohon diberikan material yang lengkap walaupun sedikit. jadi setidaknya dapat untuk membangun dasar bangunan. agar saat pengecekan, setidaknya masyarakat sudah nampak bangunannya. " saat rapat kami diberitahukan bahwa setiap KK akan mendapat bantuan dana sekitar Rp. 7.500.000.00, dan uang tersebut tidak diberikan tunai, tetapi dananya dialihkan untuk membeli material. memang material akan diberikan 2 tahap, nah tahap pertama sudah ada material yang diberikan, tapi itu tidak lengkap material yang diberikan. selain tidak lengkap, material yang diberikan kepada setiap KK tidak merata. ada yang mendapat 100 buah batako, ada yang 250 buah batako, dan ada pula yang mendapat 500 buah batako.
begitu juga dengan material-material lainnya, kami tidak bisa membangun jika ada material yang kurang, contoh kalau ingin membuat pondasi rumah, berarti harus ada pasirnya, sirtu, dan semen. tapi ini diberi pasir dan semen, tapi sirtunya tidak ada. nah ini bagaimana? kita dituntut harus segera mendirikan bangunan, tapi materialnya tidak ada. kalau kita punya duit yang cukup, kita bisa kok menutupi material yang tidak lengkap. tapi bagaimana kalau orang yang betul-betul miskin? kan kasihan mereka akan memaksakan diri mencari dana untuk membeli material yang kurang. kalau kita komplain gini, nanti kita dibilang tidak mensyukuri. percuma donk negara ngomongnya memberikan bantuan pembangunan rumah kumuh, tapi kenyataannya membantunya seperti ini lebih baik jangan memberikan bantuan sejak awal." ungkap Pak Lipin
Deni salah seorang warga juga mengatakan kalau uang 7.500.000.00 tersebut, sudah bisa untuk mendirikan rumah berukuran 4 x 6 meter persegi. tentu saja kalau uang tersebut memang langsung diberikan kepada setiap KK dan diawasi penggunaanya untuk membelikan material, mereka bisa mengatur uang tersebut untuk membeli material-material yang dibutuhkan untuk membangun. " wajar kalau masyarakat galau, karena keuangannya tidak jelas, pembagian materialnya tidak jelas bahkan materialnya kurang pula. lebih baik langsung dikasihkan saja uangnya kepada setiap KK, biar mereka yang mengatur pembelian materialnya, pasti tak akan begini jadinya. uang 7.500.000 tersebut, kalau langsung diberikan kepada masyarakat, mereka dapat membeli berbagai material yang dibutuhkan seperti semen, batako, paku, balok, sirtu, pasir, besi dan seng. tentu kalau untuk membangun rumah sederhana. asalkan setiap KK harus bisa mempertanggungjawabkan uang tersebut". tambah Deni.
memang masyarakat dibingungkan dengan teknik kerja konsultan yang mengatur ini. seandainya konsultan turun lapangan dan mengadakan sosialisasi, meluruskan serta memberikan pengarahan. pasti kegalauan dan kebingungan masyarakat ini tidak akan terjadi. (ch)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar lah jika anda berkenan, komentar lah yang baik, sopan, santun, No SARA, Kritik dan Saran sangat diharapkan. Terimakasih....