"Adil Ka' Talino Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata"..

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG..

Jumat, 12 September 2014

PUSTU BEKUAN BUTUH MEUBELER


Puskesmas Pembantu (Pustu), Desa Bekuan, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang membutuhkan fasilitas pendukung seperti peralatan Meubeler untuk menunjang pelayanan mereka. Pustu yang berdiri sejak tahun 2004 itu tidak memiliki fasilitas meubelernya (kursi, meja, lemari, tempat tidur untuk pemeriksaan pasien).

“kami sangat membutuhkan fasilitas meubeler terutama lemari, agar kami bisa menyimpan obat-obatan. selama ini memang tidak ada lemari, jadi obat-obatan kami simpan dipinggir-pinggir dinding. Selain itu tempat tidur untuk pemeriksaan pasien juga tidak ada, selama ini jika ada pasien yang diperiksa, kami baringkan di lantai.” ungkap pak Lukisono yang merupakan suami petugas Pustu tersebut.

Selain Peralatan medis dipustu yang terbatas, Pustu tersebut juga tidak memiliki listrik. untuk kebutuhan penerangan, mereka menyewa listrik warga yang menggunakan genset yang mana biaya 100 ribu rupiah perbulan dan lampu mulai menyala pukul 7 – 9 malam.

Sedangkan pengadaan obat-obatan, 60 % berasal dari puskesmas induk, dan 40 %  nya mereka harus membeli sendiri di apotek. Tugas-tugas pustu ini selain melayani pasien yang sakit, mereka juga mengadakan vaksin polio, DPT 1, 2 dan Campak bersama puskesdes dan puskesmas induk.

Pustu Bekuan juga bermitra dengan dukun kampung yang sering menangani orang-orang yang mengalami kesulitan saat masa hamil. Ialah Pak Nimpa (54), bapak paruh baya inilah yang menjadi mitra Ibu Elvi Susanti dalam menangani ibu hamil yang sering mengalami masalah dengan janinnya. Seperti posisi janin sunsang, terbalik ataupun melintang. Bapak inilah yang menangani sang ibu hamil dan dengan pengawasan petugas pustu pastinya. Sejauh ini setelah 2 tahun bermitra dengan beliau, setidaknya 13 ibu hamil yang telah diselamatkan.

“sudah 2 tahun kami bermitra dengan pak Nimpa, dan sejauh ini setidaknya sudah 13 ibu hamil kami selamatkan. Dan ini semua tidak terlepas dari pertolongan pak Nimpa, yang selalu bersedia membantu kami, walaupun tidak kami berikan apa-apa. Tapi beliau ikhlas membantu” terang Ibu Elvi Susanti

Ini merupakan contoh pustu yang baik, yang selalu standby, dan siap sedia melayani masyarakat tanpa memandang keterbatasan-keterbatasan fasilitas yang ada. Namun dengan semangat melayani sesama itulah yang menjadi kekuatan mereka sehingga mereka bisa bertahan selama 10 tahun ini melayani di pustu Bekuan.

Selain itu mereka tidak mengambil keuntungan dari hasil pengobatan  para pasien. mereke memberikan biaya yang murah dalam setiap penanganan pasien. Biaya perobatan yang mereka ambil sebesar 15.000,- rupiah. Walaupun mereka membeli obat yang cukup mahal diapotek, itu semua mereka lakukan karena mereka memegang prinsip melayani dan kasih.


Selayaknya pemerintah memberikan perhatian kepada para petugas yang bekerja dipedalaman yang jauh dan dimanapun berada. Karena demi tugas dan tanggungjawab, mereka rela berpisah dengan keluarga dan anak-anak mereka. 

Ditulis Oleh : Mulianus // Jumat, September 12, 2014
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar lah jika anda berkenan, komentar lah yang baik, sopan, santun, No SARA, Kritik dan Saran sangat diharapkan. Terimakasih....

 

Blog Archive

Copyright@Suara Rakyat133. Diberdayakan oleh Blogger.