"Adil Ka' Talino Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata"..

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG..

Selasa, 18 Juni 2013

SUNGAI JABANEK TERCEMAR OLEH LIMBAH PETI

          Sungai Jabanek sudah tercemar oleh limbah PETI. Sungai yang dulunya bersih, dapat digunakan untuk aktivitas MCK, sekarang tidak dapat digunakan lagi. Hal ini dikarenakan PETI yang kian merajalela di daerah Sungai Betung, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang. Banyak warga yang mengeluh mengenai Air, baik air untuk mandi, mencuci dan air untuk konsumsi.Selama ini masyarakat yang melakukan PETI bekerja biasa-biasa saja.

        Mereka tidak takut akan dirazia dan ditangkap oleh polisi maupun aparat Desa, karena memang mereka (polisi & aparat desa) melakukan pembiaran, tidak mau tau atau mereka merasa kasihan/takut, karena itu merupakan mata pencarian sebagian masyarakat yang apabila bila dihentikan aktivitasnya, masyarakat akan kehilangan pekerjaan, bahkan mungkin marah dan mengamuk. Kesalnya lagi, Penegak Hukum bukannya malah menangkap atau Menegur para Pelaku PETI, justru beberapa oknum aparat juga melakukan aktivitas PETI.

            Masyarakat lain yang menjadi korban dari aktivitas ini juga selama ini diam-diam saja. Dikarenakan mereka takut untuk melaporkan dan merasa tidak tega jika melihat rekan, sahabat dan tetangga mereka putus mata pencariannya. Apalagi sekarang harga karet mersosot tajam dari harga Rp. 19.000 menjadi Rp.9000, jadi mereka beralih pekerjaan dari Penoreh karet, menjadi penambang emas yang jika per- Gram harganya Rp. 350.000 (15/6/2013).  

          Bayangkan saja, harga beras di Bengkayang saja untuk kualitas standar sudah mencapai 13.000 rupiah per kilogramnya, apalagi sudah kenaikan BBM nanti. Inilah yang merupakan salah satu faktor mengapa mereka melakukan PETI, karena mata pencarian mereka yang dulu mereka andalkan yaitu menoreh karet, sekarang dianggap tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Meskipun masih ada juga masyarakat yang lain yang memfokuskan mata pencariannya  untuk menoreh karet.

Bisa dibayangkan jika kegiatan tersebut terus berlanjut, bukan air sungai saja yang tercemar, melainkan segala makhluk hidup yang ada dalam Air juga ikut tercemar. Apalagi rata-rata para penambang emas menggunakan merkuri (Raksa). Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem di Air sungai maupun bagi masyarakat khususnya masyarakat di Sungai Betung yang selama ini masih menggunakan air tercemar tersebut untuk aktivitas sehari-hari.
 

Ditulis Oleh : Mulianus // Selasa, Juni 18, 2013
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar lah jika anda berkenan, komentar lah yang baik, sopan, santun, No SARA, Kritik dan Saran sangat diharapkan. Terimakasih....

 

Blog Archive

Copyright@Suara Rakyat133. Diberdayakan oleh Blogger.